Film Horor Indonesia Kuntilanak 3

Film Horor Indonesia Kuntilanak 3

Kuntilanak Merah: Si Pemarah yang Haus Dendam

Kalo lo pikir kuntilanak putih udah serem, tunggu sampe lo ketemu sama kuntilanak merah. Ini kuntilanak versi marah, bro! Bajunya bukan putih, tapi merah darah. Dan konon katanya, kalo lo liat kuntilanak merah, itu tandanya lo lagi apes banget karena dia muncul buat balas dendam.

Kuntilanak merah ini nggak cuma nakutin doang, tapi bisa ngelukain orang yang jadi target dendamnya. Jadi, hati-hati kalo lo ngerasa pernah nyakitin orang sampe mati, bisa aja dia balik lagi jadi kuntilanak merah buat nyamperin lo.

Cerita horor Indonesia yang paling sering denger sih, kuntilanak merah ini muncul di tempat-tempat yang pernah jadi saksi tragedi berdarah. Intinya, lo nggak mau deh ketemu sama dia.

Jakarta (ANTARA) - Rumah produksi MVP Pictures menghadirkan film "Kuntilanak 3" yang akan jadi sajian horor untuk menemani libur lebaran pada akhir April 2022. Film yang tertunda selama pandemi ini disutradarai oleh Rizal Mantovani.

Film dibintangi lima aktor cilik seperti Nicole Rossi, Andryan Bima, Ali Fikry, Adlu Fahrezy dan Ciara Nadine Brosnan juga aktor seperti Sara Wijayanto, Nafa Urbach, Amink, Wafda Saifan dan Nena Rosier.

Baca juga: "Kuntilanak 3" tayang jelang Lebaran

“Film Kuntilanak 3 ini melalui tahapan produksi & pos- produksi yang luar biasa rumitnya dan tentu harapannya, visual efek serta production value yang kami sajikan kali ini dapat memanjakan mata para penggemar Kuntilanak Universe ini," kata Rizal dikutip dari siaran resmi, Selasa.

Rizal mengatakan, selain efek visual yang memanjakan mata, film ini tepat jika dinikmati oleh anak-anak dan keluarga karena ingin mengajarkan nilai-nilai kebersamaan juga banyak mengangkat cerita tentang pentingnya untuk selalu mendukung keluarga dalam keadaan apapun.

"Kuntilanak 3" berkisah tentang petualangan Dinda di Sekolah Mata Hati. Seusai pulang dari Ujung Sedo, Dinda merasa berbeda dari sebelumnya, seakan ada kekuatan di dalam dirinya yang terlepas tiap kali amarah menguasai. Sekolah Mata Hati mungkin dapat menjadi tempat dimana para anak berkemampuan “khusus” belajar, sehingga bisa membantunya mengendalikan diri. Namun di sekolah tersebut, Dinda justru dipertemukan dengan Kuntilanak yang lebih kuat dan sekelompok orang yang mengetahui rahasia dan masa lalunya.

Film ini melanjutkan film "Kuntilanak" pertama dan kedua yang tayang pada 2018 dan 2019. Co-produser Amrit Punjabi menjelaskan apa perbedaan dari film ketiga ini dibandingkan dua film sebelumnya. Menurut dia, "Kuntilanak" berevolusi jadi film horor yang berbeda dari sebelumnya.

Film pertama dan kedua lebih punya banyak adegan menegangkan dan "jump scare".

"Sedangkan di Film Kuntilanak 3 kali ini kami lebih banyak menyuguhkan surprise element sehingga tak hanya orang dewasa saja, anak- anakpun bisa menikmati film ini untuk mengisi waktu libur Lebaran nanti."

Baca juga: Djenar Maesa Ayu sebut skenario "Mangkujiwo" menyerupai prosa

Baca juga: Septian Dwi Cahyo hadirkan kepiawaian pantomim di film "Mangkujiwo"

Baca juga: Film horor "Mangkujiwo", awal mula terciptanya kuntilanak

Pewarta: Nanien YuniarEditor: Ida Nurcahyani Copyright © ANTARA 2022

Bro, lo pasti udah pernah denger tentang kuntilanak, kan? Si hantu yang katanya paling bikin bulu kuduk berdiri ini emang sering banget muncul di cerita

. Bayangin aja, cewek berambut panjang, mukanya pucat, bajunya putih, terus bisa terbang pula.

Tapi tunggu dulu, lo tau nggak sih kalau ternyata kuntilanak itu nggak cuma ada satu jenis doang? Berdasarkan legenda yang beredar, ternyata ada empat warna kuntilanak yang masing-masing punya keahlian horor tersendiri. Nah, sini gue jelasin satu-satu.

Kuntilanak Putih: Sang Klasik yang Bikin Merinding

Kuntilanak putih ini kayaknya yang paling familiar buat kita semua. Apalagi buat lo yang sering nonton film horror Indonesia. Bayangin, di tengah malam, lo lagi jalan di tempat sepi terus tiba-tiba ngeliat cewek pake baju putih yang melayang-layang di depan lo.

Udah pasti jantung lo mau copot, kan? Nah, menurut cerita horor Indonesia, kuntilanak putih ini sering muncul buat nakutin orang yang lagi jalan sendirian, terutama cowok-cowok.

Kata orang, kuntilanak putih ini dulunya cewek yang mati karena nggak bisa ngelarin dendam atau karena dia lagi hamil pas meninggal. Jadi, jiwanya nggak tenang, bro. Dia suka nangis atau ketawa cekikikan di malam hari.

Nah, lo harus hati-hati kalo denger suara tawa kayak gitu, karena katanya semakin jauh suaranya, artinya dia makin deket sama lo. Serem banget, bro!

Kuntilanak Biru: Si Misterius dari Dunia Lain

Kuntilanak biru mungkin nggak seterkenal dua warna sebelumnya, tapi bukan berarti dia kurang serem, bro. Kalau kuntilanak putih dan merah cenderung beraksi di dunia manusia, kuntilanak biru ini lebih mistis.

Dia dipercaya jadi penunggu di alam gaib, semacam penjaga gerbang antara dunia manusia sama dunia roh. Nggak heran, kuntilanak biru jarang banget nongol di cerita, soalnya dia nggak banyak campur urusan manusia, kecuali lo berani-beraninya ngelangkahin batas dunia mereka.

Tapi, kalau sampe lo ngelangkahin batas itu, siap-siap aja buat ketemu sama kuntilanak biru. Dia suka muncul di tempat-tempat yang punya aura mistis tinggi, kayak hutan-hutan angker atau gunung-gunung keramat. Penasaran sih, tapi gue juga nggak mau nyoba, bro.

Kuntilanak Hitam: Sang Penghancur Nyawa

Nah, ini dia kuntilanak yang paling gila, kuntilanak hitam. Dari semua warna, kuntilanak hitam ini yang paling ditakutin, bro. Kenapa? Karena dia nggak cuma nakutin atau balas dendam, dia ini benar-benar berbahaya. Kalo kuntilanak putih cuma main teror, kuntilanak hitam bisa ngabisin nyawa.

Menurut cerita horor Indonesia, dia bukan sekadar roh penasaran biasa, tapi roh yang udah terisi kegelapan. Biasanya, dia muncul di tempat-tempat yang energinya negatif banget, kayak di kuburan atau lokasi-lokasi yang pernah jadi tempat kejahatan kejam.

Lo tau nggak sih? Ada cerita yang bilang kuntilanak hitam ini bisa merasuki tubuh orang yang lagi lemah mentalnya, dan bikin mereka sakit atau bahkan meninggal dunia. Ngeri banget, bro! Jadi, kalo sampe lo ngerasa ngeliat kuntilanak hitam, mending kabur secepetnya deh.

Bancho Sarayashiki

Okiku merupakan boneka berhantu asal jepang yang dipercaya sebagai boneka berhantu.

Pada 1990-an, boneka itu milik seorang anak bernama Okiku yang meninggal karena demam.

Setelah kematian Okiku, boneka itu mulai tumbuh dan semakin panjang meski dipotong secara berkala.

Kisah urban legend tersebut menginspirasi sineas kreatif dalam menggarap film Bancho Sarayashiki yang menyoriti tentang Okiku yang mengenaskan.

Baca juga: Sinopsis Ghostbusters: Afterlife, Segera Tayang di Bioskop

Film ini menyoroti kisah seorang garis bernama Oshare (Kimiko Ikegami) dan teman-temannya yang menemukan roh pendendam di sebuah rumah pedesaan.

Di rumah bibi Oshare, mereka harus menghadapi setan kucing rumah, boneka menyeramkan, piano yang memakan orang, dan barang perabotan rumah yang siap menerkamnya.

Satu per satu, kejadian janggal yang menakutkan hadir dan mengancam keselamatan Oshare dan teman-temannya.

Baca juga: Sinopsis The Mercilles, Aksi Kriminal Para Tahanan Penjara

Itulah tiga rekomendasi film horor Jepang bertema boneka.

Jakarta (ANTARA) - Setelah 14 hari bertahan di layar bioskop seluruh Indonesia, film "Kuntilanak 3" berhasil menembus angka 1 juta.

Amrit Punjabi selaku produser film"Kuntilanak 3" mengatakan sangat senang dengan respon baik dari penikmat film Indonesia terhadap "Kuntilanak 3". Baginya, ini merupakan sebuah penanda bahwa masyarakat telah kembali ke bioskop.

"Kami sangat gembira mengetahui film 'Kuntilanak 3' bisa diterima dengan baik dan dinikmati oleh para penonton film Indonesia terlebih untuk menemani libur Lebaran bersama keluarga, dan tentu kami merasa sangat senang sekali akhirnya masyarakat Indonesia telah kembali membanjiri bioskop pasca pandemi COVID-19," ujar Amrit dikutip dari siaran resminya pada Sabtu.

"Kuntilanak 3" menceritakan tentang petualangan Dinda di Sekolah Mata Hati. Seusai kepulangannya dari Ujung Sedo, Dinda merasa ada yang berbeda darinya, seolah merasa ada kekuatan lain di dalam dirinya yang tidak bisa dikendalikan.

Sekolah Mata Hati pun hadir dan menjawab semuanya. Di Sekolah Mata Hati, Dinda akhirnya dapat mengendalikan kekuatannya. Namun di luar dugaan, ternyata sekolah tempat Dinda belajar menguasai kemampuannya ini justru memiliki rahasia besar dan didalangi oleh Kuntilanak yang sangat kuat.

Lima aktor cilik berbakat yang membintangi film "Kuntilanak 3" ini adalah jiwa dari film ini sendiri, sehingga sangat layak dinikmati oleh anak-anak usia 13+.

Hal ini diamini oleh psikolog anak, Dr. Seto Mulyadi S.Psi., M.Si atau yang akrab disapa Kak Seto. Selain Kak Seta, komentar positif lainnya juga datang dari beberapa sineas Indonesia seperti Anggy Umbara, Azhar Kinoi Lubis dan Andi Bachtiar Yusuf.

Menurut Kinoi, "Kuntilanak 3" memberikan perspektif yang sangat berbeda untuk perfilman Indonesia. Desain dari film yang tertata sangat rapi dibalur dengan ketegangan dan suspense.

Kehadiran "Kuntilanak 3" juga dianggap sebagai bukti bahwa film horor bisa dinikmati oleh segala usia.

"Ini membuat film 'Kuntilanak 3' disuguhkan dengan cara yang sangat berbeda," kata Kinoi.

Film "Kuntilanak 3" ini sendiri merupakan pelengkap "Kuntilanak 1 & 2" yang tayang pada tahun 2018 dan 2019 lalu.

Baca juga: "Kuntilanak 3" jadi sajian horor temani libur lebaran

Baca juga: "Kuntilanak 3" tayang jelang Lebaran

Baca juga: Djenar Maesa Ayu sebut skenario "Mangkujiwo" menyerupai prosa

Pewarta: Maria CiciliaEditor: Alviansyah Pasaribu Copyright © ANTARA 2022

Kuntilanak (English title: "The Chanting")[a] is a 2006 Indonesian horror film directed by Rizal Mantovani, about a ghost type in Indonesian (and wider Malay) folklore. In this movie, a student whose step-father molested her moves to a boarding house in a haunted area, this is followed by a series of killings.

Samantha "Sam" is an orphaned young woman who moves to an isolated boarding house in North Jakarta, trying to avoid the advances of her pervert stepfather. The landlady of the house, Yanti, tells her that the house was previously a batik factory of the Mangkoedjiwo family, with its current leader, Raden Ayu Sri Sukmarahimi Mangkoedjiwo having lent the house under a condition that the second floor is locked up with no one allowed inside. While listing other restrictions, including about a chair in front of a Javanese mirror in Sam's room, Yanti chants durmo, a Javanese poem said to be able to summon Kuntilanak, a female ghost with half the body of a horse rumored to be living in a weeping fig in front of the house. Meanwhile, Sam mentions her recurring nightmares of a woman in a fire with a Kuntilanak to her boyfriend, Agung. Agung learns from his eccentric friend, Iwank, and his mother that the Mangkoedjiwo is long rumored to be a black magic sect maintaining a Kuntilanak, itself can only be summoned by antique objects. At the house, Sam befriends Dinda, who tells her that there are actually three other mirrors identical to the one in Sam's room: two of which are in herself and Ratih's rooms.

One day, Sam breaks the rule about the mirror, glimpsing a Kuntilanak in the process. Her neighbor, Mawar, who is with her boyfriend (when males are forbidden to step on the third floor), threatens to kill Sam, but Sam suddenly enters a trance and chants durmo, making her puke maggots and materialize a strange scar as well as causing Mawar to have nosebleed. At a motel, Mawar is killed when an electric fan drops on her neck. The next night, Sam tries to peek on the second floor, but is harassed by a neighbor, Alfon. She enters into a trance and chants durmo again. Haunted by terrifying apparitions, Alfon tries to escape but is killed in a car accident. In the light of recent events, Sri Sukma pays visit to the house. Yanti apologizes for her foolish act in introducing durmo to Sam, although Sri Sukma says that it is her destiny to keep it. While reading a book about Mangkoedjiwo factory in Iwank's house, Sam spots the sentence Sing kuat sing melihara ("the strong one is the one that masters Kuntilanak"). During a conflict with Agung, Sam chants durmo; the next day, she learns Agung has disappeared. She hears Agung's faint cries from the second floor. Sam discusses Agung's disappearance with Dinda, but misunderstands Dinda's comfort as her being attracted to Agung. Chanting durmo, Sam passes out when Dinda goes out to take a shower where she is killed by Kuntilanak.

Having had enough, Sam breaks over to the second floor and finds Agung bleeding in front of the fourth mirror Dinda previously forgot to mention. She is confronted by Sri Sukma, who explains that the Mangkoedjiwo does indeed maintain a Kuntilanak summoned by a wangsit (a supernatural mandate) kept by their heirs, but since Sri Sukma is unable to bear children, she has chosen Sam as the next carrier of the wangsit. When Sam refuses, Sri Sukma chants durmo to summon Kuntilanak, though Sam counters with her own durmo, eventually winning out when Sri Sukma has nosebleed. Pleading Sam not to kill her, Sri Sukma says that the Kuntilanak can be stopped by removing its entrance to the living world; by breaking all mirrors. Sam manages to break the mirrors in her, Dinda, and Ratih's rooms, but forgets the one in the second floor long enough before Kuntilanak kills Sri Sukma. Two ghost children appear to take Sam, who manages to break free, only to be cornered by Kuntilanak. However, she continuously chants Sing kuat sing melihara until the Kuntilanak obeys and goes back to the mirror. The next day, Sam decides to keep the mirror so she could use it for her own deeds, disturbing Agung. She happily chants durmo as apparitions of Kuntilanak come out of the mirror.

Julie Estelle sang an old Javanese song for summoning a Kuntilanak in the film.[1]

The film received a DVD release in 2007.

The film is followed by two more sequels, Kuntilanak 2 and Kuntilanak 3, setting up a trilogy with Mantovani returning as director. Estelle reprised her role as the main protagonist for both films, while Sanders, Soewardi, Jamil, and Iskak only return for the first sequel. Bella Esperance, Cindy Valerie, Ida Iasha, and Piet Pagau additionally starred in Kuntilanak 2, which was released on 2007 and follows Sam as she struggles to maintain her sanity due to the wangsit of Kuntilanak while being hunted by remnants of the Mangkoedjiwo sect.[2] The final film, Kuntilanak 3, was released on 2008 and starred Laudya Cynthia Bella, Imelda Therinne, Mandala Shoji, and Reza Pahlevi in addition to Estelle, Valerie, and Iasha. It follows Sam accompanied by a rescue group in tracking the origins of the wangsit of Kuntilanak on a remote forest highlands, hoping to destroy it once and for all.[3]

A remake was released in 2018.[4] Kuntilanak 2, a sequel of the remake, was released on June 4, 2019,[5] with, again, a third installment Kuntilanak 3 (2022).[6]

From Wikipedia, the free encyclopedia

Kuntilanak is a 2018 Indonesian horror film directed by Rizal Mantovani and written by Alim Sudio.

The plot revolves around five children who find a mirror in their orphanage. The mirror contains a ghost that kidnaps children and imprisons them inside it.[1][2][3]

This film is a remake of the 2006 film with the same name. "Is there any relation with the previous story? Basically there is an element that is a 'connector', that is a mirror. And that is the important meaning of Kuntilanak then and now," said the executive producer, Amrit Punjabi.[4]

A critic from IDN Times rated the film four out of five and wrote that "From the beginning of the film, the shock therapy that is presented raises your adrenaline which is then played continuously until the middle and end of the story. Because this film succeeded in conveying the impression of horror with good execution and characterization".[5]

A sequel, Kuntilanak 2, was released on June 4, 2019 and 3 years later Kuntilanak 3 was released on 30 April 2022.[6]

Gimana Cara Kabur dari Kuntilanak?

Lo pasti penasaran kan, gimana sih caranya kabur kalo ketemu kuntilanak? Nih gue kasih tau beberapa trik yang katanya bisa ngehindarin lo dari terornya.

Jangan panik – Lo tau sendiri, panik cuma bikin lo nggak bisa mikir jernih. Jadi, sebisa mungkin, tenang. Kalo lo panik, justru dia makin suka ngerjain lo.

Bawa benda tajam – Ini udah jadi mitos klasik, katanya kuntilanak takut sama benda tajam kayak pisau, gunting, atau jarum. Jadi, kalo lo suka jalan di tempat sepi malem-malem, siap-siapin aja deh.

Bacaan doa – Kalo lo percaya sama hal spiritual, selalu baca doa pas lo ngerasa ada yang aneh. Kuntilanak, sama kayak makhluk halus lainnya, konon bisa pergi kalo lo ngucapin doa atau mantra pelindung.

Walaupun sekarang jaman udah modern, cerita horor Indonesia tentang kuntilanak masih bikin kita merinding. Gak heran ada banyak film horror Netflix yang angkat kisah kuntilanak ini.

Mungkin karena dari kecil, kita udah dicekokin cerita-cerita hantu yang bikin kita jadi takut sama kegelapan dan tempat sepi. Dan kuntilanak, dengan penampilan ikoniknya, berhasil jadi simbol horor paling terkenal di Indonesia.

Tapi menurut gue, rasa takut ini juga nunjukin kalo ada sisi misteri yang nggak pernah bisa kita jelasin sepenuhnya tentang dunia ini. Dan kuntilanak adalah salah satu representasi dari rasa takut kita terhadap hal-hal yang nggak bisa kita lihat atau pahami.

Jadi, bro, sekarang lo udah tau kan kalau kuntilanak itu punya versi-versi yang berbeda-beda berdasarkan warna bajunya. Entah lo percaya atau nggak, yang pasti cerita horor kayak gini selalu bikin malem-malem jadi lebih menegangkan.

Jadi, kalo tiba-tiba lo lagi di tempat sepi dan ngerasa ada yang aneh, coba inget-inget cerita ini. Siapa tau kuntilanak lagi ngintipin lo dari belakang… Hehehe.

Nah spesial buat Halloween kali ini, Lazone punya program spesial. Jangan lupa ikutan quiznya ya.

Kuntilanak adalah film horor Indonesia yang dirilis pada tahun 2006. Film yang disutradarai oleh Rizal Mantovani ini dibintangi oleh Julie Estelle, Evan Sanders, dan Ratu Felisha, Sekuel film ini berjudul Kuntilanak 2 dan Kuntilanak 3 dirilis pada tahun 2007 dan 2008.

Setelah kematian ibunya dan perilaku bejat dari ayah tirinya, Samantha, biasa dipanggil Sam, memutuskan menyewa kamar kos di pinggir kota. Sam, yang masih depresi atas kejadian di rumahnya serta mimpi-mimpi buruk yang menghantuinya, membuat hubungannya dengan kekasihnya, Agung menjadi renggang. Sam menyewa sebuah kamar kos di sebuah rumah yang tampak angker dengan kuburan dan sebuah pohon beringin di depannya. Menurut para penduduk, Sam mengetahui bahwa pohon itu diperkirakan sebagai pohon kuntilanak dan lantai dua di rumah kos, yang memiliki tiga lantai itu, dikunci oleh sang pemilik karena lantai itu lebih kotor dibandingkan lantai lain.

Ibu kos Sam, Yanti, menceritakan tentang sejarah bangunan yang kini menjadi tempat kos itu. Diketahui bahwa dahulu, sebuah keluarga produsen batik bernama Mangkoedjiwo membuat pabrik batik dan asrama pekerja di sana, tetapi terjadi kebakaran besar yang memusnahkan aset-aset Mangkoedjiwo dan hanya rumahnya yang masih kokoh dan layak dihuni. Kini, cicit Panembahan Sakti Mangkoedjiwo, Sri Sukma Mangkoedjiwo, menyewakan rumah tersebut untuk kos. Perbincangan yang berubah ke mitos kuntilanak berakhir ketika Yanti menembangkan sebuah durmo yang digunakan untuk memanggil Kuntilanak. Entah kenapa tembang itu membuat Sam menjadi pusing dan keadaan semakin aneh kala ia mengetahui bahwa untuk memanggil kuntilanak, sang pemanggil harus memiliki wangsit. Di kamar Sam, terdapat sebuah cermin antik Mangkoedjiwo yang berjumlah empat di seluruh rumah itu.

Tetangga kamar kos Sam, Mawar, meninggal di sebuah kamar hotel karena serangan kuntilanak ketika ia baru saja mengancam untuk membunuh Sam dengan gunting dan tanpa disadari, Sam langsung menembangkan durmo pemanggil kuntilanak. Setelah itu, seorang pemuda, yang mencoba memerkosa Sam, juga meninggal karena serangan kuntilanak saat diteror di jalan akibat Sam yang menembangkan durmo. Agung, yang akhir-akhir ini meneliti tentang kuntilanak dari sahabatnya, Iwank, mengetahui bahwa sosok kuntilanak, yang biasanya hidup di pohon, dipanggil oleh wangsitnya dan keluar melalui media tertentu untuk masuk ke dunia manusia dan bahwa Mangkoedjiwo dipercaya masyarakat sebagai penganut aliran sesat. Sam, yang ikut bersama Agung ke rumah Iwank, membaca mengenai batik Mangkoedjiwo di mana Sam menemukan tulisan di sketsa batik: "sing kuat sing melihara" (artinya "yang kuat yang pelihara") dan merasa bahwa hal itu diingat di pikirannya. Ketika Sam dan Agung berseteru, Sam menembangkan durmo kembali hingga Agung menghilang saat malam sehari kemudian.

Sahabat Sam, Dinda, meninggal di kamar mandi kos karena Sam menembangkan durmo saat ia masih emosi. Hal itu sudah cukup bagi penghuni kos yang lain untuk pindah dari rumah itu, meninggalkan Sam yang sayup-sayup selalu mendengar suara rintihan permintaan tolong Agung. Akhirnya, Sam berhasil membuka lantai dua dan menemukan Agung serta mengetahui bahwa alasan lantai dua tidak pernah dibuka karena kamar tersebut menjadi tempat untuk memuja kuntilanak dan memberikan pesugihan kepadanya agar kuntilanak tetap menjadi peliharaan Mangkoedjiwo. Alasan yang diberikan Sri Sukma itu menjadi timpalannya dan Sukma meminta agar Sam menjadi penerusnya untuk memanggil kuntilanak. Sam, yang sudah tidak mau melakukan hal itu lagi, ditembangkan durmo oleh Sri Sukma hingga Sam ikut menembangkan durmo itu, tetapi kuntilanak yang dipanggil ternyata memilih menuruti keinginan Sam dengan tanda hidung Sri Sukma yang berdarah.

Untuk menghentikan keluarnya kuntilanak, Sam segera menemukan cermin-cermin Mangkoedjiwo dan memecahkan tiga cermin. Cermin keempat yang sempat dilupakannya berada di lantai dua dan kuntilanak sudah berhasil membunuh Sri Sukma. Kini, kuntilanak ingin menguji keabsahan Sam sebagai pemeliharanya dengan cara membunuh Sam. Sam, yang tiba-tiba ingat akan tulisan di sketsa batik, merapalkannya terus-menerus hingga membuat kuntilanak itu mengetahui bahwa Sam kini adalah pemanggilnya. Sam, yang tidak memecahkan cermin keempat, melantunkan durmo di depan Agung saat beberapa minggu setelah kejadian malam itu, lalu Sam sepertinya mulai bisa memanfaatkan kuntilanak untuk membunuh orang yang jahat terhadapnya.

Kuntilanak (juga dikenal sebagai Kuntilanak 4) adalah film horor Indonesia yang dirilis pada 15 Juni 2018 dan disutradarai oleh Rizal Mantovani. Film ini merupakan kelanjutan dari Kuntilanak 3 yang dirilis pada tahun 2008. Film ini juga dibintangi oleh Sandrinna Michelle, Andryan Bima, Ciara Nadine Brosnan, Adlu Fahrezy, Ali Fikry, dan Nena Rosier.

Lukman Putra dan anaknya, Anjas, tinggal berdua setelah istri dan ibu mereka, Miranda, meninggal karena kecelakaan saat membelikan Anjas mobil mainan. Anjas mendengar namanya disebut dari arah cermin yang digantung di salah satu ruangan rumah dan mendapati ibunya duduk di depan cermin. Ketika Miranda menawarkan Anjas untuk ikut dengannya, Anjas menerima. Seketika itu, Miranda menjelma menjadi Kuntilanak dan membawa Anjas ke dalam cermin.

Empat bulan kemudian, tim program TV "Dimensi Astral" mengunjungi rumah keluarga Lukman yang sekarang terbengkalai untuk melakukan proses syuting. Presenter program, Glen, tertarik dengan cermin Lukman dan mengambilnya untuk digantung di panti asuhan "Kasih Ibu" yang terletak tidak jauh dari rumah Lukman. Panti asuhan dikelola oleh Donna, tetapi dia sedang mengunjungi San Francisco selama tiga minggu. Donna meninggalkan lima anak asuhnya: Kresna, Dinda, Panji, Miko, dan Ambar, untuk diawasi oleh pacar Glen, Lidya. Karena cermin Donna retak, Lidya berencana untuk menggantung cermin yang dibawa Glen sebagai pengganti.

Semenjak cermin Lukman dibawa ke panti asuhan, kejadian aneh mulai menghantui penghuni panti asuhan. Miko membaca buku mengenai makhluk halus dan meyimpulkan bahwa mereka diganggu oleh Kuntilanak, sesosok makhluk yang suka menculik anak. Kebanyakan anak-anak yang diculik akan hilang selamanya, tetapi bila mereka bisa lepas, mereka akan muncul di tempat yang tak terduga. Kelima anak panti asuhan menonton episode Dimensi Astral yang berlatar rumah Lukman dan mengetahui nasib tragis keluarga tersebut. Ketika mereka mendengar dari Glen bahwa studio Dimensi Astral mengadakan sayembara bagi siapa saja yang bisa memotret Kuntilanak, Kresna tertarik dan mengajak saudara angkatnya untuk berkunjung ke rumah Lukman.

Di rumah Lukman, mereka menemukan buku berbahasa Jawa yang membahas keluarga Mangkoedjiwo, pembunuhan yang terjadi di kos, dan wangsit yang konon bisa digunakan untuk mengendalikan Kuntilanak. Saat sedang melihat-lihat, Dinda melihat arwah Anjas memperlihatkan gambar paku. Panji juga menemui Anjas dan disodori mobil mainan miliknya serta gambar dua pohon. Ketika mereka berlima pulang, Panji dicegat oleh Lukman yang mengambil balik mainan Anjas.

Malamnya, Ambar yang tidur di kamar Donna didatangi Kuntilanak yang menyamar sebagai Donna dan berakhir diculik. Lukman datang dan mencoba untuk melepas cermin, tetapi dia diserang oleh Kuntilanak. Ketika giliran Lidya dan Glen yang datang, Lidya dirasuki oleh Kuntilanak, sementara Miko juga diculik. Sebelum terjadi kekacauan lagi, Kresna membaca ukiran cermin yang bertuliskan aksara Jawa dan menyadari bahwa tulisannya: "sing kuat sing melihara" adalah mantra bagi pengguna wangsit untuk mengendalikan Kuntilanak, sehingga dia menyuruh Dinda untuk melafalkan kalimat tersebut. Nyatanya, Dinda mempunyai wangsit, karena Kuntilanak segera keluar dari tubuh Lidya kembali ke cermin. Dinda kemudian menancapkan paku ke kepala Kuntilanak untuk mengusirnya.

Keesokan harinya, Kresna, Dinda, Panji, Lidya, dan Glen menemukan Ambar di atas pohon dan Miko di kandang ayam, persis seperti cerita Miko. Lukman juga menemukan Anjas di antara dua pohon, tetapi karena sudah lewat Jumat Kliwon pertama setelah dia diculik, dia sudah dalam keadaan tak bernyawa. Film ditutup dengan adegan di toko antik, dimana cermin Kuntilanak sekarang bersemayam.

Kuntilanak ditayangkan pada 15 Juni 2018 bersamaan dengan 4 film lainnya, yaitu Dimsum Martabak, Insya Allah Sah 2, Jailangkung 2, dan Target.[1] Film ini berjaya menjaring 1.236.000 penonton di Indonesia, sehingga menempati peringkat 12 dalam 14 film Indonesia yang menjaring lebih dari sejuta penonton.[2]

JAKARTA, KOMPAS.com - Film horor Jepang seringkali memberikan tayangan tentang dunia supranatural yang penuh ketegangan yang dibalut dengan nilai budaya lokal di Jepang.

Suasana horor juga kerap ditampilkan melalui sosok boneka yang menyeramkan melalui aksi teror yang menakutkan.

Berikut tiga rekomendasi film horor Jepang bertema boneka yang dapat buat Anda merinding:

Baca juga: Sinopsis Re: Mind, Serial Misteri Thriller Jepang, Tayang di Netflix

Film bertema survival game ini mengisahkan siswa sekolah berama Shun dan teman sekelasnya yang harus melakukan permainan anak-anak mematikan.

Seorang siswa yang gemar main video game sadis, Shun berusaha memenangkan permainan dan menghadapi boneka Daruma yang kejam.

Setiap peserta permainan yang kalah atau melanggar peraturan akan menghadapi kematian.

Baca juga: Sinopsis Sweet Teeth, Ketika Dokter Gigi Menjalin Cinta dengan Pasien